Dunia Digital: Antara Keaslian dan Strategi
Membedakan antara Konten Autentik dan Demi Engagement – Dalam dunia digital yang bergerak cepat dan penuh algoritma, kita makin sering dihadapkan pada dua jenis konten: konten yang tulus dan jujur dari pengalaman nyata, dan konten yang dibuat semata untuk viralitas atau angka engagement. Tidak semua konten viral itu buruk, tapi penting untuk bisa membedakan antara konten autentik dan demi engagement.
Karena pada akhirnya, konten yang kita konsumsi akan memengaruhi cara berpikir, merasa, bahkan menilai diri sendiri dan orang lain.
Membedakan antara Konten Autentik dan Demi Engagement

Apa Itu Konten Autentik?
Konten autentik adalah konten yang:
-
Didasarkan pada pengalaman, sudut pandang, atau nilai pribadi
-
Dibuat dengan tujuan menyampaikan pesan, bukan semata mengejar likes
-
Tidak dibuat-buat atau dimanipulasi secara berlebihan
-
Bisa menyentuh, membangun koneksi, atau memberi insight
Contohnya:
-
Cerita perjuangan seseorang dalam mengelola kesehatan mental
-
Proses kreatif di balik karya, lengkap dengan tantangannya
-
Curhatan jujur soal ketakutan gagal atau pengalaman belajar
Apa Itu Konten Demi Engagement?
Konten demi engagement adalah konten yang:
-
Dibuat dengan tujuan utama meraih likes, views, komentar, dan shares
-
Kadang mengorbankan nilai, etika, atau fakta demi sensasi
-
Bisa bersifat provokatif, manipulatif, atau meniru tren tanpa relevansi
-
Sering dibuat dengan pendekatan “clickbait”, bahkan tanpa substansi
Contohnya:
-
Judul sensasional tapi isi dangkal
-
Mengunggah hal-hal pribadi atau memancing emosi hanya untuk interaksi
-
Mengikuti challenge atau tren yang tidak sesuai dengan identitas diri
Mengapa Kita Perlu Membedakannya?
🧠 1. Menjaga Kesehatan Mental
Konten demi engagement sering menimbulkan tekanan tidak realistis — standar kecantikan, gaya hidup, hingga pencapaian yang dibuat-buat.
💡 2. Melatih Literasi Digital
Dengan membedakan mana konten autentik dan mana yang dimanipulasi, kita bisa lebih cerdas dan kritis dalam berselancar di internet.
🧭 3. Menjaga Integritas Digital
Bagi pembuat konten, ini adalah soal menjaga kepercayaan audiens. Bagi penikmat, ini adalah cara memilih konsumsi yang sehat dan membangun.
Cara Membedakan Konten Autentik vs Demi Engagement
✅ 1. Lihat Tujuannya
Konten autentik biasanya:
-
Ingin berbagi cerita, nilai, atau pelajaran
-
Punya nuansa reflektif atau membangun
Konten demi engagement biasanya:
-
Ingin mengundang reaksi cepat (marah, terhibur, heboh)
-
Punya struktur “jebakan” seperti clickbait atau editing berlebihan
✅ 2. Periksa Konsistensi Pembuatnya
Apakah akun tersebut:
-
Konsisten dengan nilai atau tema yang dibawa?
-
Punya jejak konten yang stabil dari waktu ke waktu?
Konten autentik lahir dari orang yang punya suara dan sudut pandang konsisten. Sedangkan konten demi engagement cenderung berubah-ubah demi tren terbaru.
✅ 3. Amati Cara Penyampaian
Konten autentik:
-
Lebih jujur, sederhana, dan tidak berlebihan
-
Bisa menyertakan ketidaksempurnaan atau kegagalan
-
Cenderung lebih tenang dalam nada penyampaiannya
Konten demi engagement:
-
Penuh “over edit”, efek dramatis, caption berlebihan
-
Emosional secara berlebihan: marah, sedih, atau bahagia yang dipaksakan
-
Fokus pada respons cepat dan viralitas, bukan substansi
✅ 4. Lihat Interaksinya
Audiens konten autentik cenderung:
-
Terlibat dengan komentar yang reflektif
-
Menyatakan koneksi personal (“Aku juga pernah merasa seperti ini”)
Sementara pada konten demi engagement:
-
Komentar ramai tapi dangkal atau bersifat reaktif
-
Banyak yang tertipu, merasa dibohongi, atau bahkan menyebarkan lebih lanjut tanpa mengecek ulang
✅ 5. Nilai Dampaknya Setelah Kamu Menonton atau Membaca
Tanya pada diri sendiri:
-
Apakah konten ini membuatku merasa lebih baik atau justru makin cemas?
-
Apakah ini memberi wawasan baru atau hanya menambah noise?
Konten autentik cenderung membuatmu merasa “terhubung” atau belajar sesuatu. Sementara konten demi engagement bisa bikin overthinking atau merasa “kosong”.
Konten Autentik Juga Bisa Menarik
Penting untuk diingat: menarik tidak harus dramatis. Konten yang jujur, walau sederhana, tetap bisa mendapatkan interaksi yang sehat.
Kunci dari konten yang menarik dan tetap autentik:
-
Kenali siapa kamu dan apa yang kamu perjuangkan
-
Bicara dari hati, bukan dari strategi viral
-
Boleh ikut tren, tapi tetap saring dengan nilai pribadimu
Audiens saat ini lebih suka orang yang real, bukan yang sempurna.
Tips Bagi Pembuat Konten: Autentik + Strategis
-
Gunakan storytelling, bukan gimmick
-
Jujur tentang proses, bukan cuma hasil
-
Bangun kepercayaan, bukan angka palsu
-
Jangan takut untuk menunjukkan sisi manusiawi
-
Gunakan data atau insight nyata, bukan dramatisasi
Kesimpulan: Bijak Konsumsi dan Produksi Konten
Membedakan antara konten autentik dan demi engagement adalah keterampilan penting di era digital. Kita tidak perlu membenci konten viral, tapi perlu lebih bijak memilah dan merespons.
Karena apa yang kita konsumsi setiap hari di internet — akan membentuk siapa kita, cara kita berpikir, dan bagaimana kita menilai kehidupan.
Jadilah pengguna yang sadar. Jadilah kreator yang jujur. Di tengah banjir konten, keaslian akan selalu punya tempat.